17 Nov 2012

Untuk mu, Ayah..

Sebuah ungkapan terima kasih untuk anda, sosok ayah di seluruh dunia.

Tahukah ayah? sekarang aku adalah perempuan dewasa, yang sedang menuntut ilmu atau kuliah jauh dari mu, ayah pasti tahu aku sering merasa kangen sekali dengan Mama, dan mama lebih sering menelepon ku untuk menanyakan keadaanku setiap hari,tapi tahukah ayah?


Aku tahu bahwa ayah-lah yang mengingatkan Mama untuk menelponku,

Mungkin dulu sewaktu aku kecil, Mama-lah yang lebih sering menemaniku bercerita atau berdongeng.
Tapi aku tahu, bahwa sepulang ayah bekerja dan dengan wajah lelah ayah selalu menanyakan pada Mama tentang kabarku dan apa yang aku lakukan seharian?  

Pada saat diriku masih seorang anak perempuan kecil, ayah dengan kasih mengajari ku naik sepeda. 
Dan setelah ayah mengganggapku bisa, ayah lepaskan roda bantu di sepedaku.
Kemudian Mama bilang : “Jangan dulu ayah, jangan dilepas dulu roda bantunya” , 
Mama pasti takut putri manisnya terjatuh lalu terluka….
Tapi aku tahu, bahwa ayah dengan yakin akan membiarkanku, menatapku, dan menjagaku mengayuh sepeda dengan seksama karena dia tahu putri kecilnya ini PASTI BISA.  

Dulu, pada saat aku menangis merengek meminta boneka atau mainan yang baru, Mama menatapku iba. Tetapi ayah mengatakan dengan tegas : “Boleh, kita beli nanti, tapi tidak sekarang” 
Aku tahu, ayah melakukan itu karena ayah tidak ingin aku menjadi anak yang manja dengan semua tuntutan yang selalu dapat dipenuhi kan?

Aku ingat suatu hari aku terkena pilek, ayah yang terlalu khawatir sampai kadang sedikit membentak dengan berkata :”Sudah di bilang! kamu jangan minum air dingin!”. Berbeda dengan Mama yang memperhatikan dan menasihatiku dengan lembut. 
Aku tahu, saat itu ayah benar-benar mengkhawatirkan keadaanku.  

Ketika aku sudah beranjak remaja, aku mulai menuntut pada ayah untuk dapat izin keluar malam, dan ayah bersikap tegas dan mengatakan: “Tidak boleh!”. 
Kini aku tahu, bahwa ayah melakukan itu untuk menjagaku, karena bagi ayah, aku adalah sesuatu yang sangat - sangat luar biasa berharga. 

Setelah itu aku marah pada ayah, dan masuk ke kamar sambil membanting pintu, dan yang datang mengetok pintu dan membujukku agar tidak marah adalah mama, tapi aku tahu bahwa saat itu ayah memejamkan mata dan menahan gejolak dalam batin, bahwa ayah sangat ingin mengikuti keinginanku, tapi lagi-lagi kau harus menjagaku

Ingatkah ayah? saat suatu hari seorang cowok mulai sering menelponku, atau bahkan datang ke rumah untuk menemuiku, ayah selalu memasang wajah paling cool sedunia. Ayah sesekali menguping atau mengintip saat kami sedang ngobrol berdua di ruang tamu.
Aku tahu ayah, kalau hati ayah saat itu sedang cemburu.

Saat aku mulai lebih dipercaya, dan Ayah melonggarkan sedikit peraturan untuk keluar rumah untukku, aku akan memaksa untuk melanggar jam malammu.
Dan yang dilakukan ayah adalah duduk di ruang tamu, dan menungguku pulang dengan hati yang sangat khawatir, setelah perasaan khawatir itu berlarut-larut, ketika melihat putri kecilmu ini pulang larut malam hati ayah akan mengeras dan ayah memarahiku.  
Aku sadar, bahwa saat itu ayah merasa hal yang di sangat ditakuti ayah akan segera datang, bahwa putri kecilnya ini akan segera pergi meninggalkan ayah.

Setelah lulus SMA, ayah sedikit memaksaku untuk menjadi seorang Dokter atau Insinyur.
Aku tahu, bahwa seluruh paksaan yang dilakukan ayah semata - mata hanya karena memikirkan masa depanku nanti 
Tapi ternyata ayah tetap tersenyum dan mendukungku saat pilihanku tidak sesuai dengan keinginan ayah.

Ingin sekali aku memelukmu, ayah..

Ketika aku menjadi gadis dewasa, aku harus pergi kuliah dikota lain, dan ayah harus melepasku di bandara. Aku tahu ayah, bahwa badan ayah terasa kaku untuk memelukku, ayah hanya tersenyum sambil memberi nasehat ini - itu, dan menyuruhku untuk berhati-hati.
Padahal aku tahu ayah ingin sekali menangis seperti mama dan memelukku erat-erat.
Namun yang ayah lakukan hanya menghapus sedikit air mata di sudut mata, dan menepuk pundakku lalu berkata “Jaga dirimu baik-baik ya sayang”.
Aku tahu ayah melakukan itu semua agar aku kuat, kuat untuk pergi dan menjadi dewasa.

Disaat aku butuh uang untuk membiayai uang semester dan kehidupanku, aku benar benar tahu, orang pertama yang mengerutkan kening adalah ayah.
Ayah pasti berusaha keras mencari jalan agar anaknya ini bisa merasa sama dengan teman-temannya yang lain.

Ketika permintaanku bukan lagi sekedar meminta boneka baru, dan ayah tahu ia tidak bisa memberikan yang aku inginkan…
Kata-kata yang keluar dari mulut ayah adalah : “Tidak…. Tidak bisa!”
dan aku tahu, dalam batin ayah, ayah sangat ingin mengatakan “Iya sayang, nanti ayah belikan untukmu”. dan aku tahu, saat itu ayah merasa gagal membuat anaknya tersenyum, maafkan aku ayah.

Suatu hari saat akhirnya aku berhasil diwisuda sebagai seorang sarjana.
Aku yakin ayahlah orang pertama yang berdiri dan memberi tepuk tangan untukku.
Ayah pasti akan tersenyum dengan bangga dan puas melihat “putri kecilnya yang tidak manja berhasil tumbuh dewasa, dan telah menjadi seseorang”

Sampai tiba saat seorang teman lelakiku datang ke rumah dan meminta izin pada ayah untuk mengambilku darimu.
Aku yakin, ayah akan sangat berhati-hati memberikan izin. Karena ayah tahu, bahwa lelaki itulah yang akan menggantikan posisinya nanti.

Dan jika tiba saatnya, saat ayah melihatku duduk di Panggung Pelaminan bersama seseorang Lelaki yang di anggapnya pantas menggantikannya, aku yakin ayah akan tersenyum bahagia.
mungkin, di hari yang bahagia itu ayah akan pergi kebelakang panggung sebentar, dan menangis, ayah pasti menangis karena ayah sangat Bahagia.

Kemudian aku yakin ayah akan berdoa, dalam lirih doanya kepada Tuhan, ayah berkata: “Ya Allah tugasku telah selesai dengan baik….Putri kecilku yang lucu dan kucintai telah menjadi wanita yang cantik….Bahagiakanlah ia bersama suaminya….”

Setelah itu mungkin ayah hanya bisa menunggu kedatanganku bersama cucu-cucunya yang sesekali datang untuk menjenguk.

Dengan rambut yang telah dan semakin memutih….

Dan badan serta lengan yang tak lagi kuat untuk menjagaku dari bahaya….

Ayah haruslah bangga karena telah menyelesaikan tugasmu….

Ayah adalah sosok yang harus selalu terlihat kuat…

Bahkan ketika ayah tidak kuat untuk tidak menangis, ayah harus terlihat tegas.

Dan ayah adalah yang orang pertama yang selalu yakin bahwa “AKU BISA” dalam segala hal apapun.

”Any man can be a Father but it takes someone special to be a dad.”  -Anne Geddes

Tersenyum dan bersyukurlah ketika kamu bisa merasakan kasih sayang seorang Ayah hingga tugasnya selesai.
Jika kamu mengalaminya, Kamu adalah salah satu orang yang beruntung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih telah berkunjung,
jika sempat, mohon tinggalkan komentar dan saran membangun untuk saya dan blog ini,
terima kasih.